Jumat, 16 Desember 2011

Duo Edan VCH32 --- Merbabu Via Cunthel

Mengapa Merbabu selalu wekas ? Bukan yang lain. Pertanyaan yang muncul dari kami , saya dan wisbek, 2 orang dari vachera 32. Karena bosan lewat Wekas terus, kami pun mencoba jalur lain, dan jalur yang akan kami coba kali ini adalah Cunthel. Jalur yang sudah lama di buka untuk pendakian Merbabu.
Kami putuskan tanggal 9 - 10 Desember sebagai waktu pendakian kami, dan kebetulan Dito dkk juga akan mendaki Merbabu lewat Wekas.

Basecamp Cunthel (1600 mdpl)
Pukul 3 sore kami berangkat dari SMADA menggunakan sepeda motor. Sampai di daerah Kopeng kami sempat bolak balik karena gerbang desa Kopeng nggak ketemu2. Setelah bertanya pada penduduk sekitar, akhirnya ketemu juga basecamp Cunthel. Pukul 16.30 kami sampai di basecamp. Kami bertemu Mas Ando dan Pak Tono selaku penjaga basecamp. Kami sempat ngobrol2 tentang apa saja yang akan kami temui di perjalanan kami nanti. Setelah melakukan registrasi dan mengisi perut dengan nasi bungkus yang sengaja kubeli tadi siang (belum makan siang) pukul 17.00 kami berangkat.

Pos Bayangan 1 (dalan tengah 1858 mdpl)
Sepanjang perjalanan antara pos 1 dan basecamp kami melewati rumah penduduk dan perkebunan sayuran milik penduduk. Jalannya berbatu dan tertata rapi (seperti lawu saja). Lumayan nanjak untuk pemanasan, pukul 17.30 kami sampai di Pos banyangan 1. Di sini kami bertemu dengan 2 pendaki yang kira2 seumuran denganku. Maghrib telah menjelang, kami lalu mendirikan sholat maghrib di sini. Pukul 18.20 kami melanjutkan perjalanan.

Pos Bayangan 2 (gumuk 2063 mdpl)
Gelapnya malam sudah datang menyelimuti hutan pinus merbabu ketika kami melanjutkan perjalan dari pos bayangan 1. Jalan yang kami lewati kali ini cukup landai dengan lebar jalan yang cukup untuk jalan berdampingan. Kali ini wisbek berada didepan. Aku dibelakang saja karena senterku baterenya akan habis. Di perjalanan kami sempat melewati Pos Bak Penampungan Air, tak lama kami berhenti di sini. Hanya melepas dahaga dan mengisi ulang senterku. 18.30 sampailah kami di pos bayangan 2. Karena jarak antara bak penampungan dengan pos bayangan 2 cukup dekat, jadi kami hanya istirahat kira2 10 menit di sini.

Pos 1 (watu putut 2145 mdpl)
Perjalan kami lanjtukan dari pos bayangan 2 menuju pos 1. Jalan yang cukup melahkan dan pohon pinus di kanan dan kiri menemani kami, tak lupa si rembulan dewasa ikut menyinari kami dari sela sela daun pephonan. Pukul 19.00 kami sampai di Pos 1. Si Wisbek lalu membuka peta yang sengaja kami bawa untuk bermain resection dan intersection. Tembak situ tembak sini, si wisbek memainkan kompas bidiknya, aku yang membaca peta. Setelah hanya mengira-ira ketemu juga posisi pos 1 di peta (walaupun akhirnya kami tau bahwa ternyata meleset jauh). Tak sulit untuk melihat kenampakan alam sekitar kami, karena malam ini adalah bulan purnama dan cuaca sangat cerah. 19.30 kami melanjutkan perjalanan.

Pos 2 (Kedokan 2300 mdpl)
Batas batas vegatasi mulai terlihat disini. Sepanjang perjalanan antara pos 1 dan pos 2, disekitar kami pohon2 mulai berubah dari pinus ke semak belukar dan pohon yang cukup pendek. Pukul 21.00 kami sampai di Pos 2. Setelah istirahat 10 menit kami melanjutkan perjalanan.

Pos 3 (Kergo pasar 2458 mdpl)
Meninggalkan pos 2 bersamaan juga kami meninggalkan hutan lebat gunung Merbabu. Semak belukar dan padang rumput terbuka kami lewati. Jalan yang cukup menanjak membuat kakiku terserang kram. Karena daerah yang terbuka, maka dinginya angin malam mulai terasa menusuk kulit, menembus kaos tipisku. Kali ini aku berjalan di depan. Benar kata pak Tono, sepanjang perjalanan sebelum pos 3, kami disuguh pemandangan lampu kota Salatiga, Magelang, dan Semarang. Setelah melewati hutan semak belukar sampailah kami di Pos 3, sebuah padang savana terbuka yang cukup luas. Pos 4 pemancar sudah terlihat dari sini. Di sini kami bertemu dengan 2 pendaki dari kendal yang turun dari perjalan ke pos 4 karena kelelahan dan memutuskan ngecamp di sini.

Camp ethel pinggir dalan. (???? mdpl)
Target kita adalah tidur di pemancar. Tapi karena jalan antara pos 3 dan pos 4 yang ngetrek abis dan najaknya, membuat kakiku kram, sampai-sampai susah untuk kugerakan. Kami pun mulai memasuki semak2 kembali. Di sini kami beristirahat di pinggir jalan untuk menyembuhkan kakiku. Katanya sih 10 menit istirahatnya, tapi si Wisbek malah ingin membangun camp di sini. Oke lah kita bangun camp di sini karena memang malam yang sudah larut dan badan yang sudah lemas, lahan yang kami tempati cukup untuk satu tenda kecil yang kami bawa (thanks buat bu Ratna), tema pendakian kali ini Ethel dan Santai, jadi target tak tercapai tak masalah, yang penting badan sehat hati senang. Setelah tenda sudah berdiri kami pun masak didalamnya (hahahaha, la tempatnya hanya untuk tenda, jadi masaknya di dalam tenda). Angin malam dan dingin berhembus kesana kemari, membuat suasana malam itu jadi ramai oleh gemeretak dahan pohon.
---Sleep tight.

Pos 4 (pemancar 2883 mdpl)
Pukul 06.00 10 Desember 2011, kami terbangun dari tidur dingin kami. Packing dan membongkar tenda adalah agenda kami. Setelah siap kami pun melanjutkan perjalanan. Benar juga trek setelah camp kami sangat nanjak dan tak cocok buat kakiku semalam. Pemandangan indah menghibur kami, Sumbing, Sindoro, Perahu, Rawa Pening semua terlihat, pos 2 wekas pun juga terlihat. Di Pos 2 wekas terlihat tenda coleman flysheet demo***t merah punya Dito dkk. Inilah yang membedakan Cunthel dengan Wekas, yaitu pos terakhir berada di ketinggian yang 2800 lebih, dan pemandangan alam terbuka yang membuat terkagum kagum. Pukul 08.00 sampailah kami di Pos 4, angin sumilir, sumribit, dan sukenceng menyambut kami. Dinginya euyyy !!. Lapar mulai menyerang, karena kami memang belum sarapan. Kusiapkan nasting dan kompor untuk membuat sarapan. Ealah , si Wisbek malah ngilang untuk main navrat lagi dan mencari sumber air di sekitar kawah, yang katanya tidak banyak orang yang tau. Membuat mi, menanak nasi, dan menyeduh susu jadi tugasku. Pukul 9.30 wisbek balik ke pemancar dengan membawa tas kresek berisi air bersih yang dia dapat dari sumber air, berhasil juga dia menemukanya. Setelah makan dan bermain peta (menemukan lokasi pos 2 wekas), pukul 10.30 kami turun.

The Tourist
Diperjalan turun, kami hanya beristirahat pada setiap pos yang ada. Pelan-pelan tapi pasti tak terasa kami sudah sampai di Pos Penampungan Air. Di sini kami bertemu orang Jerman, dia sendirian. Kami ngobrol dengannya cukup lama. Dia bercerita tentang kisahnya mengelilingi dunia. Namanya Micha, umur 26 tahun, seorang laki-laki yang sudah 6 tahun meninggalkan negaranya untuk melihat dunia. Dia sudah singgah di 13 negara termasuk Nepal, Himalaya. Hal menarik dari ceritanya adalah ketika di Nepal dia tinggal di dalam gua selama 1 bulan dari total waktunya yaitu 5 bulan. Selama 6 tahun dia tidak pernah menginap di hotel atau losmen, dia hanya tidur di dalam tenda. Setelah kira-kira 30 menit kami ngobrol, Micha melanjutkan perjalannya, dan kami pun lanjut turun ke basecamp.

Pukul 15.30 kami sampai di Basecamp. Peta yang kami bawa dalam perjalanan kami buka kembali untuk mengecek plotingan kami selama perjalanan. Kami pun belajar menggunakan koordinat GPS, geografis dan UTM. Ternyata mas Ando si penjaga besecamp minta diajari membaca peta. Lumayan sebagai imbalan kami dapan potongan peta topografi bukit bukit sekitar Merbabu. Setelah dirasa cukup, kami pamitan dan pulang ke Jogja.

Rabu, 16 November 2011

Pelajaran Hidup

Pelajaran hidup ? banyak orang mengartikanya sebagai pengalaman. Ya mungkin itu adalah arti awamnya dan aku disini ingin membagi makna pelajaran hidup dari mendaki gunung. Karena mendaki gunung adalah sebuah pelajaran hidup bagi saya.

1. Kekompakan
sebagai makhluk sosial, manusia selalu membutuhkan manusia yang lain (zoon politicon) dan ketika mendaki gunung biasanya dibentuk sebuah tim pendakian. Kesuksesan mencapai puncak, kepuasan masing masing individu, dan keselamatan ditentukan oleh kekompakan sebuah tim.

2. Perjuangan
mendaki gunung bukan hanya jalan kaki biasa, tapi ada pelajaran sebuah perjuangan di dalamnya. Yaitu perjuangan untuk mencapai puncak/tujuan kita dalam pendakian. (quotenya bu ratna ketika penmas)

3. Mensyukuri, menikmati, mengagumi kebesaran-Nya
kita hanyalah sebagian kecil dari ciptanya yang lebih besar, gunung. dan dunung hanyalah sebagian kecil dari ciptaanya yang lain. Di sana kita merasa kecil tak berarti, dan peralatan yang kita bawapun hanyalah sebagai alat pembantu.

4. Pendidikan karakter
aku sebagai sispala merasakan yang dinamakan pendidikan karakter ketika mendaki gunung. Pendidikan karakter tidak semata mata hanya diberikan ketika kegiatan formal di kelas, tapi dengan kegiatan mendaki, sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan karakter. Dan tentunya menjadi karakter yang lebih baik dan diterima di masyarakat.

5. Optimis
Ketika mendaki kita dididik untuk jangan mudah mengeluh. Karena jika mengeluh akan semakin sulit mengejar tujuan (puncak) dan akan menghilangkan semangat perjuangan. Maka sikap optimis ini akan muncul ketika kita mendaki gunung, entah bagaimana wujud, cara dan waktunya.

Berdasarkan pengalaman : saat mendaki gunung kamu akan tahu bagaimana sifat aslimu sebenarnya, ketika menghadapi alam bersama tim mu. Egois, pesimis, optimis, care, dsb akan terbuka ketika kamu naik gunung atau melakukan kegiatan outdoor lainya. Kegiatan outdoor seperti naik gunung akan menguji seberapa pedulikah kamu dengan teman teman satu timmu.
Sifat kepedulian yang terbentuk dari naik gunung akan mudah diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

Jumat, 28 Oktober 2011

Penmas --- "Bersih Gunung" Mt. Merbabu bersama Vachera

Proker tahunan Vachera, Pendakian Massal. Pendakian massal tahun ini mengambil tema Bersih Gunung. Acara ini bukan hanya pendakian saja, tapi juga membersihkan sampah di jalur pendakian.

Hari Pertama
Total peserta pendakian kali ini ada 45 orang, 3 diantaranya adalah guru pembimbing, Pak Dadang, Bu Ratna dan Bu Ari ditambah Pak Karman dan Pak Eko sebagai keamanan.. Pagi pagi aku sudah sampai basecamp vachera. Di basecamp sudah ada beberapa anggota vachera, disini kami mempersiapkan perbekalan logistik maupun alat, checking peserta, dan menunggu truk pasir datang.
Kira kira pukul 10 kami berangkat dari basecamp vachera smada. Di truk terdapat pemandangan yang berbeda, yaitu seluruh guru pembimbing berbaur dengan para peserta dalam bak truk pasir yang terbuka.
Pukul 2 siang kita sampai di basecamp merbabu. Aku dan panitia lainya langsung mempersiapkan diri mengkoordinir kloter2 peserta pendakian. Pendakian kali ini di bagi atas 3 kloter.
Kebetulan aku kebagian kloter 1, dan di kloter inilah ada Bu Ratna, guru sejarah smada yang sudah berumur kira2 50 tahunan. Pukul 3 sore porter berangkat. Kemudian disusul kloter 1 pukul 4 sore.
Di perjalanan Bu Ratna tidak pernah mengeluh walaupun sudah berusia lanjut beliau masih tetap bugar. Aku harus mencontoh dia, walau bawa tas cerir segede kulkas dengan bobot yang hueeehhh, aku harus jalan terus.
Kami sering berhenti di perjalanan karena di kloter 1 ini banyak peserta pemula. Ratri dan Mbak Riri sempat bermasalah dengan kaki mereka. Akhirnya setelah berjalan kurang lebih 3 jam akhirnya sampai juga kami di pos 2. Di sini sudah ada para porter yang tadi berangkat lebih awal, mereka sedang membangun tenda. Para peserta lalu kurusuh untuk mengkondisikan diri, istirahat, dan makan. Kurang lebih 30 menit kemudian kloter 2 datang, disusul kloter 3 20 menit di belakangnya.
Akhirnya semua peserta sudah berkumpul di pos 2. Aku, Bowo, wisbek bertugas mencari kayu bakar untuk acara api unggun karena cuaca malam yang cerah membuat suhu semakin dingin.
Api unggun sudah jadi, kami lalu memasak mie dan membuat minuman hangat. Tak lupa bakar ketela yang sudah kami bawa dari basecamp.
Karena api unggunnya kecil, jadi tidak semua peserta ikut, sebagian sudah pada tidur di tenda.
Malam ini di pos 2 lumayan rame ada warga sekitar yang ngecamp disini. Aku bergabung bersama mereka, karena api unggun mereka gede banget. santai makan ketela bakar sambil ngerokok. Dito, aziz, nawal, homer, juga ikut bergabung.
Karena sudah larut aku pun masuk tenda.

Hari 2
Pukul 2.30 dini hari, terdengar para penjaga malam dito dan kawan2 membangunkan kami untuk summit attack. Peserta summit kira2 42 orang. Bu Ratna juga ikut dalam rombongan. Sasaran summit pagi ini adalah puncak Syarif. Alhadulillah perjalan lancar, hanya terhenti sebentar karena ada beberapa peserta yang sakit ringan. Kami tiba di puncak sunrise sebelum matahari muncul, lalu satu persatu peserta lain tiba di puncak.
Melepas lelah dan berfoto ria, kami cukup lama di sini. Pukul 10 kami turun dari puncak menuju pos 2. Aku ikut rombongan santai. Turun sambil menikmati pemandangan yang belum sempat terlihat tadi malam. Aku samapi di pos 2 ketika peserta lain sudah turun. Kami langsung packing dan capcus turun ke basecamp. Di basecamp kami disambut nasi sayur dengan telur ceplok sebagai lauknya. Sambil menunggu truk beberapa peserta berbelanja sayuran murah karena langsung dari kebunya, tak ketinggalan Bu Ratna juga ikut memborong sayur mayur. Pukul 5 sore truk datang, dan perjalanan pulang dimulai, Jogja kami datang....
FOTO FOTO :
Bu Ratna, OTW pos 2

SUNSET
Summit Attack
Sunrise syarif

Bu Ratna di Puncak Syarif
Bersih Gunung Mt. Merbabu with Vachera Smada Jogja

Rabu, 26 Oktober 2011

SURVEY 2-- (penmas) Bersih Gunung Mt. Merbabu

H-7 sebelum penmas. Dan aku diberi tugas untuk survey (lagi) Mt. Merbabu.
Berbeda dengan sebelumnya survey kali ini tim terdiri dari 3 orang saja. Aku, wisbek, dan chw.
Seperti biasa kami berangkat sabtu sore. Kami berusaha untuk tidak kemalaman, karena kita sudah membuat janji untuk bertemu SMADA 011 di pos 2, untuk mengembalikan dome, maka dari itu harus berangkat lebih pagi dari biasanya.
Pukul 2, kami sampai di basecamp Merbabu. Seperti biasa, ngeteh-minta ijin-retribusi-sholat-berangkat ---
Trek sebelum pos 2 sangat gersang, karena masih musim panas. Terik matahari membuatku dan chw sering berhenti karena kehausan, sementara si wisbek masih kuat aja didepan.
Pukul 5 sore, akhirnya kita sampai di pos 2, dan alhamdulillah ketemu dengan rombongan 011.
wah mereka ternyata sedang berpesta, pucuk dicinta ulam pun tiba, kami diajak gabung bersama mereka. jarang2 bisa makan digunung.
Kami dengar cerita dari mas rempel, bahwa mereka gagal summit karena badai, dan parahnya badainya dari malam sampai pagi ketika mereka berangkat summit. Rombongan 011 turun dari pos 2 ketika hari menjelang maghrib.
Cuaca pun berubah drastis. Angin kencang bertiup dari arah puncak dan bawah (wah badai). Hujuan pun kadang turun membuat kita kesulitan untuk memasak.
Dan benar juga, karena angin yang kencang api yang kita buat selalu mati, yyahh maklum lah, peralatan kita minim. Bahan bakar parafin, nggak bawa kompor, korek gas mati, dan korek api kayu punya wisbek tinggal sedikit.
Akhirnya masakan kita matang (mie instan dan susu), karena situasi diluar tidak mendukung (angin kencang, hujan gerimis, dan debu yang berterbangan) membuat kami terpaksa makan di dalam dome.
Tak ada diantara kami yang berani keluar malam itu.
Tidur pun susah, karena suara angin, dan dome kita ternyata framenya patah dan bocor. Air menggenang di dalam dome. Walau sebelumnya sudah kami perbaiki, tapi karena hanya bermodal plester dan tali, dome kami tetap reot.
Malam itu aku keluar dari dome , memeriksa keadaan frame yang pecah. Di luar para pendaki lain sudah tidur. Angin kencang bertiup dari segala arah, hujan pun belum berhenti.
Pukul 6 pagi, aku keluar dari tenda.
Dan, anjriiit ! Pantesan tadi malam dome kami terasa tembus air, ternyata flysheet domenya lepas, untungnya salah satu talinya masih nyangkut di frame.
Cuaca pagi itu sangat berkabut, dan dinginya minta ampun, karena angin masih bertiup dengan kencangnya.
Kami lalu membuat sarapan pagi, duh -- korek gas mati, korek jress tinggal 3 ler. --
Perut kami bergantung pada 3 batang korek api. Karena angin kencang, sulit banget buat bikin api. Sampai seorang wisbek pun putus asa.
joss ! aku berhasil membuat api, korek gasku lalu kukeringkan.
Karena kelembaban tinggi dan angin yang kencang, untuk memasak air saja butuh waktu 1 jam. Air panas tersebut kami gunakan untuk memebuat mie (lagi) dan susu (lagi).
Ditengah cuaca begini masih sempat2nya perutku mulas, huhh,, (sensored)

Kami hanya bisa bertahan di POS 2, karena untuk summit cuaca sangat tidak mendukung. Kabut dan angin kencang masih ada sampai jam 11. Pukul 12 kami pun turun ke basecamp. Cuaca di basecamp malah sangat panas berbeda dengan di pos 2.
Melepaskan lelah dan pamit dengan penjaga besecamp, pukul 3 sore kita pulang ke jogja.

Selasa, 25 Oktober 2011

Because It's There

George L. Mallory : " Because It's There"
Sebuah jawaban simple yang dilontarkan oleh seorang pendaki legendaris, ketika ditanya alasanya mendaki Everest.
Ya mungkin itu hanya sebuah kalimat sederhana, namun di balik "because it's there" terdapat makna luas.
 Bukan hanya ketika mendaki gunung, namun kalimat ini dapat diterapkan di semua tempat dan semua kegiatan.
Mulai dari :
  
Di tepi pantai
sampai seperti terbang di atas awan ketika :

Di Puncak gunung

Menikmati hangatnya  :
masak sup
dan :
makan nasi kaleng
Semua dilakukan bersama sama. Saling membantu satu sama lain dengan keikhlasan dan keceriaan yang selalu mendampingi.
Karena kita telah menjadi keluarga :

VACHERA
SMADA 013
Dan aku pun menangkap sebuah pencerahan :
A : "mengapa kamu naik gunung, mengapa kamu pergi ke pantai, mengapa kamu berpetualang, mengapa  kamu manjat tebing, mengapa , mengapa..... ?
B : "BECAUSE IT'S THERE"
ya, karena tujuan saya ada di sana. Alasan saya ada disana. Karena itu ada disana, saya ingin ke sana.


Inspired : Kaskus/OANC

Sabtu, 22 Oktober 2011

SURVEY 1-- (penmas) Bersih Gunung Mt. Merbabu .

Pendakaian masal tinggal kira2 2 minggu. Seperti acara outdor lainya, sebelumnya harus ada survey tempat maupun situasi sebelum Hari H. Dan aku di ajak oleh si ketua penmas CHW untuk survey di merbabu. Tak hanya berdua, dito dan simbah juga ikut.
wah ada turis, mengapa turis? karena simbah sebelumnya belum pernah naik gunung. Stock makanan jadi terjamin, karena si embah ini hanya mau bawa makanan saja..
Habis ashar kita berangkat dari basecamp.
Sampai di gapura.... Anjrit ! motor nggak kuat, mio ku jadi korban, bau mesin panas tercium, dan kecepatan saat itu hanya 5km/jam, karena nanjaknya minta ampun..
Habis maghrib kita sampai di basecamp merbabu. Di sini kami bertemu pendaki solois yang nyentrik dan nekat banget, karena di hanya bawa daypack kecil. (wah aku dadi isin,)
seperti biasa, kami di sambut oleh penjaga basecamp dengan teh hangat. (ngeteh duluu.)
setelah badan seger, kami pun memulai pendakian.
Di trek awal aku,chw,dito baik2 saja, tapi simbah... wah kok ngosngosan iki??
ya udah deh kita jalan pelan2. . .
sampai di rest area post 2, tempat nya luas dan kita langsung buka lapak.
sensasi menusuk kulit DINGIN, langit cerah dan suhu rendah menjadi teman istirahat.
aku seperti biasa langsung menyulut si tobaco stick. lumayan untuk pelega.
kami lalu memanaskan air dan membuat kopi, lalu masak mie (kere).
Karena kedinginan, setelah makan kami langsung tidur.

Pukul 7 pagi , sinar mentari menyambut kami, ditemani dinginya embun pagi.
Sarapan pagi kami isi dengan susu dan roti.
Aku dan chw kebagian jatah ke puncak. (wah males cahh)
aku pun memutuskan menuju menara pemancar saja, ya cuma sekedar main. karena sebelumnya aku belum tau..
Kejadian lucu terjadi di pertigaan pos batas kabupaten. Yang seharusnya belok kanan, kita malah belok kiri. ehhh, kok pemancarnya di sana ya..? aduh kita salah jalan, dan harus balik arah.
akhirnya sampai juga di pemancar. disni terdapat tower radio yang gede. aku heran gi mana caranya bikin tower segede ini?
sebearnya pos pemancar ini adalah salah satu puncak/pos dari jalur kopeng/tekelan.
disini juga terdapat shelter terbuat dari cor beton (edun pie le nggawe iki?)
Habis zuhur kita turun.
sampai di pos 2, kami disambut nasi hangat dengan lauk sarden, telur dadar, dan mi goreng.
agenda sebelum turun adalah kenyangkan perut.
setelah dirasa cukup kami pun turun ke basecamp.
pada perjalanan turun ini simbah merekam semuanya. (berasa film dokumenter)
ashar kita sampai basecamp langsung capcus ke jogja....

TIM SURVEY (dito,simbah,chw,fauzan)

Selasa, 27 September 2011

Ngesot --- SUMBING 3371 mdpl

This is our time. proker vachera yang ke 3, SUMBING !
perjalanan kali ini adalah perjalanan yang paling sulit menurut saya.

Sore itu, sepulang sekolah, aku packing di basecamp vachera,, pendakian kali ini gearku lumayan lengkap, yaitu dengan adanya sepatu treking yang kupinjam dari dahyar 010. jam 4 kami berkumpul dan langsung capcuss ke terminal.
Ba'da isya kita sampai di basecamp sumbing. Istirahatkan badan dan kenyangkan perut adalah agenda kami disini.. kira2 pukul 9 kita mulai ndaki..
trek awal yang kulalui lumayan sulit, jalanya licin dan berbatu. kiri kanan kami adalah ladang. Kami sempat muter2 dulu disini mencari jalur yang benar untuk dilewati.
akhirnya sampai juga di pos 2 dan waktu menunjukan pukul 12 malam. seperti biasa kami langsung mendirikan tenda.
setelahnya, kami lalu ngopi2 dan makan mie instan (kere) .
Selencer jarum coklat turut menemani diriku memandangi bintang malam ini.  Sungguh waahhh!
setelah kenyang kami langsung tidur..
7 pagi, dinginnya pos 2 menyambut kami, dan bau tempe goreng dari pendaki lain membuat perut kroncongan. kami lalu memasak air dan menghangatkan nasi kaleng untuk sarapan.
setelah selesai sarapan kami bongkar doom.
SIALAN, opo iki , ambune rakalap, bajiguur ada tai di bawah doom, pantesan mambengi mambu sengkrang sengkring.
Yahh, sungguh beruntung kami, ditemukan seonggok tai encer dibawah tenda kami, dan terpaksa diriku yang membersihkanya (sing liyane jirih ,, BOSOOK !)
Setelah packing kami lalu berjalan menyusuri jalan setapak menuju pestan. sinar mentari pagi menghangatkan badan
sampai pasar setan kami lalu istirahat dan foto2, dan panassnya meeen ,,
lanjut naik, cuaca tiba2 berubah saat kita akan mendekati watu kotak, yang tadinya panas terik, menjadi mendung dan berkabut. wah dalane ra ketok boss. !
alhamdulillah, sampai juga di watu kotak.disini kegiatan kami adalah pesta !, masak sup dengan sarden.
aku dan alif mencoba bereksperimen memasak nasi dengan kantung plastik, dan hasilnya : JANCUK ra dadi !
nasi senasting kita habiskan, lalu kami siap summit.
jalan terjal berbatu menemani langkah, kabut yang datang membuat pandanganku terganggu.
pukul empat sore akhirnya kita sampai puncak. setelah puas foto2 kita langsung turun, karena gerimis datang.
sampai diwatu kotak, aku langsung packing dan turun bersama tim.
Perjalan turun inilah yang sulit, waktu yang tak pas, karena kemalaman. dan parahnya lagi batere senter kita sudah mulai habis. lagistik air yang menipis, perut lapar yang melilit, dan tuntutan untuk turun, membuat kami sempat konflik di pestan, CAMP atau turun.
langkah kaki yang harus meraba-raba terpeleset, jatuh, terguling membuat badanku kotor semua, sarung tangan yang kupakai pun ku buang karena tak layak pakai lagi..
Akhirnya kami putuskan untuk istirahat semalam di pos 2.
esok harinya kita baru turun sampai basecamp dan pulang ke Jogja.
diriku dan kawah sumbing
summit

Senin, 26 September 2011

Perjalanan gila --- LAWU 3265 mdpl

suatu siang sepulang sekolah di burjonan smada
Aku : "to, ayo ning lawu !"
dito : "wah aku wingi bar rono'e zan"
aku : "ho'o tho, pie ?"
dito : "aku wingi rono ro afin, aziz, kombing. gampang og zan le rono, gari numpak pramex, medun palur. njuk ngebis tekan tawangmangu, bar kui numpak angkot tekan cemoro sewu"
aku : "la nek wengi ono transport ra ?"
dito : "bejo2 nan , nek iso numpak mobil sayur"
aku : "oke, gampang wi ketoke"
bek ayo dolan, gelem ra?"
wisbek : "nengdi?"
aku : "saiki, ning lawu, langsungan wae, liyane nek ono sing pingin melu ra popo"
wisbek : "saiki? oke , yoh mangkat"
aku : "ning ngomahku sik yo, packing"

yaa,, aku masih ingat,, hari itu hari jum'at, sepulang sekolah.
aku dan wisbek berencana mengajak yang lain, tapi mereka tidak percaya kalau kami benar2 akan pergi ke Lawu.
pukul 1 siang, aku dan wisbek packing di rumahku.
jam 3 kita ke stasiun..
josss, kita langsung dapat tiket menuju solo. berangkat !
maghrib, akhirnya kita sampai juga..
wah kok sudah gelap, duh ndak ada bis nih.
ya benar, memang saat itu tak ada bis. untung ada orang baik yang memberi kita tumpangan sampai karangkandang..
sampai karangkandang kita jalan kaki, berharap ada truk, atau mobil sayur lewat. setelah berjalan kira2 1 jam, dapat juga mobil sayur. pukul 12 kita sampai di tawangmangu.
kita lalu cari masjid, dan tidur...
pukul 1.30 kita jalan lagi, mencari tumpangan lagi...
wah kok sepi ki dalane !!
sampai jam 2.30 kita jalan kaki, akhirnya kita memutuskan untuk istirahat dulu, tidur di emperan , karena menurut informasi mobil sayur adanya jam 4 pagi.
akhirnya setelah di tunggu2, mobil itu pun datang. kami lalu menumpang sampai cemoro sewu...
jam 5.30 pagi, horeee, sampai juga di jawa timur,
kami lalu sarapan dulu di warung dekat basecamp cemoro sewu.
wah nasi pecel + susu putih.. uenak ..
jam 6 kita mulai naik, dan trek pertama berupa jalan setapak berbatu melewati hutan pinus dan cemara, lalu kita akan disambut perkebunan warga..
POS 1 -- adalah ujung dari perkebunan warga, dari sini mulai tampak trek 1000 tangga Lawu, yang bikin keder dengkul.
ayoo jalan lagi.. dari sini kita menaiki tangga batu, satu demi satu, (wah nek iki jenenge udu munggah gunung)
pada perjalanan ini aku dan wisbek tidak menarget puncak, kami hanya sekedar main saja, pokoknya pukul 11 kita turun.
POS 2 -- di pos 2 kami bertemu beberapa pribumi yang membawa drigen air ,
aku : "air dari mana pak?"
warga : "ohh, ini dari puncak"
aku : "jarak dari sini ke puncak berapa jam ?"
warga : "wah lama dik, kira2 5 jam lebih,"
warga2 : "aku malah wis sedino ning kene"
wuedan, 5jam (ini dia sebabnya mengapa kita memasang target waktu)
POS 3 -- sebelum pos tiga, aku sempat kewer, kakiku dah keder, dan perutku mulat mulat,, aku lalu mencari semak2 untuk membuang limbah pecel tadi padi.
"duh bek, lali nggowo tisu basah"
terpaksa pakai rumput, T_T, gatel boss.. !
pos tiga terletak di bawah tebing, di sini kita bertemu rombongan dari semarang, kita istirahat lumayan lama di sini, sekitar 1/2 jam.
kita lalu lanjut jalan, menuju hargodalem, waktu menunjukan pukul 10, ,
beberapa menit kemudian kita sampai pada trek landai yang kanan kirinya berupa padang rumput luas, dan dari sini kita bisa melihat kawah lawu..
Hargodalem -- hargodalem digunakan masyarakat untuk hal klenik.. di sini ada sendang drajat yang konon airnya berkhasiat. Ooo, pantes banya orang bawa drigen.
dan uniknya lawu, dari pos 1 - hargodalem, kita selalu menjumpai warung. kalau di hargodalem ini warungnya bernama warung Mbok Yem. di sini juga dibangun pendopo2 dan penginapan untuk para peziarah.
Hargodumilah --
aku : "bek, ketoke kae tugu puncak kae bek ?"
wisbek : "ho'o kae, yo ngethok dalan wae"
Maknyuus mamen, mantap jaya,, puncak !!!
tak diduga duga, kita sampai puncak, dan waktu menunjukan pukul 11 siang.. target waktu terpenuhi..
di sini kita bertemu dengan rombongan dari jakarta, mereka baik2, kita di beri 1/2 botol pepsi. wah pesta gan !!.
pukul 12 siang kita turun. dan pukul 16.00 kita sampai basecamp . langsung dapat angkot sampai tawangmangu. gara2 naik angkot duit kita menipis,, ya memang karena uang saku kita hanya 150 ribu untuk 2 orang. sampai tawangmangu, kita lalu naik bis sampai stasiun balapan.. guyuran hujan kota solo menemani kami... dan kira2 pukul 19.00 kita sampai jogja..
FOTO FOTO
gerbang rimba








hargodumilah
triangulasi

First time -- MERBABU 3142 mdpl

akhirnya DIKSAR juga..
resmi jadi anggota vachera 32...
ini dia, proker pertama kita, pendakian perdana gunung Merbabu 3142 mdpl 12 - 13 februari 2011..
aku dan team berjumlah 14 orang.. berangkat sore kira2 pukul empat.
saat itu merapi masih muncrat muncrat lahar dinginya, jadi kita memutar barat, tidak lewat jl.magelang, karena di pabelan jalan tertutup pasir. kami sempat berhenti beberapa jam , karena motor dito bannya bocor, yah mumpung leren iso mangan,poto2,lan ngebul..
akhirnya setelah 4 jam perjalanan (wuedan bokong tepos) kita sampai di basecamp merbabu. di basecamp sudah tersedia teh anget, dan si penunggu yang menarik biaya registrasi.
pukul 9 sempet gerimis, jadi kita bisa leyeh2 dulu, menunggu hujan reda.
jam 10 hujan reda, kita mulai ndaki (kemaleman euy). trek awal pendakian berupa jalan menanjak berkonblok, disini paru dan jantungku benar2 diuji, ngosngosan...
akhirnya sampai juga di penghujung konblok, ada rumah berisi kuburan, aku lau atur nafas dan menunggu yang di belakang.
kumpul lagi. trek selanjutnya berupa jalan setapak landai yang bisa dibikin santai. tapi kadang2 juga nanjak. aku putuskan, diriku di depan bersama dito dan wisbek. mbak lila yang dari tadi dibelakang malah minta ditinggal, wah bahaya ... ayoo mbak ditungguin jee..
di perjalanan aku terlalu banyak istirahat, menghabiskan malboro putih berdua. uedan ki udut raono rasane...

jam 1 pagi kita baru sampai di pos 2, badan lelah, ngantuk, lapar, haus, ngosngosan, pegel...
kami segera membangun doom. masak mie dan ngopi2.. bercerita tentang mitos2 merbabu. nanggap dito.. hahaha.
setelah puas makan2 kita aku langsung tidur..
jam 6 pagi, diriku bangun disambut dinginya suhu di pos 2. wah perutku.. berbekal tisu basah, aku blusukan di antara semak2, cari posisi PW dan..bret,bret,bret.. inilah pertamaXnya aku BAB di gunung...
sarapan pagi kali ini adalah nasi kaleng rasa ayam punya bowok. satu kaleng untuk ber 7. (kurang boss)
jam 8 kita mulai muncak.. wah di perjalanan kita disuguh pemandangan bunga edelweis yang melegenda. akhirnya bisa lihat langsung.
sampai di puncak kira2 jam 12 siang, kita sempat panjat rumput memotong jalan dulu sebelum jembatan setan.
sampai di kenteng songo, biasa lah,, foto2 dan selebrasi.. tak lupa kami juga membuka perbekalan kami, 2 gelas popmi untuk 8 orang ,, T_T.. edan.
setelah puas, kita turun ke pos 2. disana menunggu alif yang sedang masak2..
wah makan siang hari ini adalah lumpia kornet.. setelah kenyang kita turun ke basecamp.
maghrib kita baru sampai di bascamp... lalu siap2 pulang.....
FOTO FOTO
Sarapan di pos 2




view dari puncak




triangulasi 3142 mdpl (aku, wisbek, cecep)




kenteng songo (dito,cecep,chw,aku,ita,lila,bowo,cepot,wisbek,dita,vanda,bety,dini)
view savanah from summit