Sabtu, 01 Desember 2012

Berbahagialah orang orang yang merasa cukup

Pernah diri digandrungi gelisah. Hanya duga duga dan kebingungan jadi isi kepala. Pikiran terus mencari ini itu, yang tak tentu benar salahnya.
Pernah diri ini digandrungi rasa tidak puas. Ingin ini ingin itu, seperti yang dihadap kurang.
Memang sifat diri manusia tidak pernah puas, tapi bukankah ketidak puasan membawa kegelisahan, jika yang dikejar tak kunjung ditemukan.
Memang mengejar itu perlu, tapi bukankah jika mengejar akan ada yang tertinggal, dan kita menjadi tak peduli dengan sekitar?
Jika sekitarmu sudah kau tinggalkan, kau hanya sendiri.
Bukankah manusia membutuhkan manusia yang lain.

Maka,
Nikmatilah hidupmu
Syukurilah nikmat

Ketentraman hati itu akan muncul ketika merasa cukup.
Ketentraman hati membawa kebahagiaan.
Berbahagialah orang orang yang merasa cukup.

sekian

Sabtu, 29 September 2012

Untuk dirimu yang sudah 33 tahun

“hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya “tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
‘terimalah dan hadapilah"
 Soe Hoek Gie - Mandalawangi – Pangrango

Yang di atas adalah kutipan dari salah satu puisi Gie yang berjudul Mandalangwangi Pangrango. Saya di sini tidak akan membahas beliau, tapi tulisan saya disini adalah bentuk rasa terima kasih saya pada Vachera, organisasi pecinta alam SMA N 2 Yogyakarta yang pada kesempatan kali ini berumur 33 tahun. Mengapa saya mengutip puisi diatas?

"hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya...."
33 tahun sudah Vachera mendidik anggotanya untuk berani menghadapi suatu permasalahan, entah itu ketika di gunung, di pantai, di rumah, di sekolah, dll. Dan saya merasakanya :

---Rapeling Perdana Vachera 32---
Sempat ragu untuk ikut, sempat beralasan yang macam macam. Tapi, ada gejolak rasa penasaran tersendiri di pikiran, "Rapeling?". Kata kakak kelas sih turun dari jembatan. Jembatan babarsari itu tingginya hampir 20m lebih, dan bayangkan nyawamu di gantung pada sebuah tali yang dikaitkan pada badanmu dengan carabiner, figur 8 dan harnest/webbing. Keberanian, ya keberanian adalah yang pertama harus dipersiapkan, tapi kalau sekedar berani tanpa didasari ilmu itu sama saja.
Kakak kakak kelas mengajari kami:
"Ngene lo carane nganggo webbing, ngene lo carane masang carabiner, ngene lo carane masang figur 8, ngene lo carane medun"
Akhirnya kami tahu caranya, kami yakin benar dan kami laksanakan. Jika sudah berani dan yakin,
"Sip ! Ngono lo, rapeling sing bener"

 "...tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar, terimalah dan hadapilah"
Alam, tak pasti, relative, syukur.  Kata- kata tersirat yang saya tangkap dari kutipan di atas. Kemampuan seseorang tidak bisa diukur dari segudang ilmu di otaknya, tapi bagaimana ilmu tersebut dapat berguna di kehidupanya. Alam menurut saya bersifat relatif, dapat diprediksi tapi hanya mengira-ngira. Namun, kita tidak boleh pasrah dan putus asa dalam menghadai cobaan dari alam.
Dan disini VACHERA berperan dalam memberikan pendidikan karakter untuk menghadapi cobaan-cobaan tersebut. Vachera mendidik kami untuk tidak panik, berpikir jernih meski di bawah tekanan, meskipun sampai saat ini saya masih kurang dalam mengendalikan pikiran dan emosi. Namun saya bisa merasakan pengaruhnya :

---Pendakian Gn. Sumbing---
Bekal sudah menipis, sementara waktu menunjukan pukul 18.30, kami masih di pos Pasar Setan. Ini adalah sebuah kesalahan manajemen perbekalan dan manajemen waktu. Tapi kami harus tetap tenang dan tidak panik. Namun kepanikan itu akhirnya datang, kami berselisih :
X   :   "Pie? Meh medun po ngecamp sik?"
Y   :   "Aku pengene medun saiki mbuh pie carane"
Z    :   "Tapi bukane baterene adewe wis do meh entek yo?"
X   :    "Iyo sih tapi nek ora gek medun bekale adewe yo bakal kurang"
Y    :    "Ho'o tho mendingan medun wae"
X   :    "Tapi bahaya lo medun wengi wengi, fisike adewe yo wis kesel, adewe ra iso nek langsung bablas basecamp."
Y   :    "Njuk terus pie?
Z    :    "Aku usul pie nek adewe ngecamp wae ning pos 2, terus perjalanan seko kene tekan pos 2 bekal sing adewe gowo dihemat sehemat mungkin. Ki ! sak botol 1,5L aqua nggo ngombe adewe wong 15 tekan pos 2. Terus adewe kan isih due mi. Nah mi kui nggo ransum seko pos 2 tekan basecamp, adewe mau rak wis mangan tho ning watu kothak.
X    :    "iso wi, aku setuju, aku yo mikir bahayane midun seko kene tekan basecamp padalo wis petengan ngene iki, gek ngerti dewe medane koyo ngopo.
Z    :     "Nek ngono, aku yo setuju, mending telat mulih mbangane ra mulih.

Kira kira seperti itu percakapanya. Mungkin seperti dibumbui tapi semoga cukup menggambarkan keadaan saat itu. Dengan gontai dan meraba raba kami turun menuju pos 2. Alhamdulillah kami selamat dan sampai di pos 2 kira-kira pukul 11 malam. Dan benar saja, "tenda berdiri, tidur pulas."


Dari uraian di atas saya menarik kesimpulan :

Vachera mendidik anggotanya dengan berdasar pada Pendidikan Karakter. Mendidik anggotanya agar memiliki karakter yang berani, berwawasan, bijaksana, dan peduli.

Sekian dari saya, jika mungkin banyak salah kata, saya mohon maaf.
SELAMAT ULANG TAHUN VACHERA !
VACHERAAA !! UHUUUY !!


Senin, 30 Juli 2012

Perjalanan paling uhuuy :D

Wah lama nggak posting nih, akhirnya ada niat spontanitas untuk posting. Kali ini aku hanya sekedar share tentang perjalanan terakhir di tahun 2011-2012. Sebenarnya tiap perjalanan aku bikin catper. Tapi karena sudah lupa bahkan tanggalnya pun juga lupa. ya saya rapel saja deh jadi satu entri. Yang penting ada bukti. Kata wisbek sih no pict = HOAX

1.  Merapi (2900 mdpl)
Terlaksana juga akhirnya ndaki Merapi, bersama ex-Scooter (Amik, Bowo, Fatya, Amrun, JJ, Enggar, Kebo, Doko, dan satu lagi siapa ya ?) Kita ambil jalur Selo. Berangkat pukul 12 malam dan sampai Pasar Bubrah sunrise. Lalu sebagian dari kita ada yang muncak dan ada yang bertamasya ke Geger Boyo. Ini nih fotonya :









2.   Sindoro (3153 mdpl)
Ini merupakan pendakian Vachera paling gayeng, glory, dan happy. Bekal logistik turah turah, suguhan pemandangan nan indah. Kami ber-9 (Saya, Dito, Bowo, Wisbek, Fiki, Comenk, Fanda, Moses dan Henrry) Perjalanan makan waktu 2 hari semalam, sayang aku nggak muncak karena sakit, jadi stuck di pos 3. Nih fotonya :











3. Slamet (3432 mdpl)
Gunung tertinggi ke 2 di Jawa cuy ! Perjalanan mendaki gunung Slamet adalah yang terberat menurut saya. Medanya yang nanjak terus, hutan masih padat khususnya Jalaur Baturaden, dan logistik kita turah turah tapi cuma Mie Instan dan sarden, airnya pun juga mepet. Tapi saya akui perjalan Slamet guayenge puol ! Perjalanan memakan waktu 4 hari 3 malam, bersama para pendaki senior lho ! (Mas Kampes, Zaki, Taufik, Sigit, Koko, Cak Topik, Afik, Bowo) aku cupu dewe. 
naik via Bambangan turun Baturaden.
Fotonya :




Sementara itu. Nantikan rapelan edisi berikutnya !