Jumat, 16 Desember 2011

Duo Edan VCH32 --- Merbabu Via Cunthel

Mengapa Merbabu selalu wekas ? Bukan yang lain. Pertanyaan yang muncul dari kami , saya dan wisbek, 2 orang dari vachera 32. Karena bosan lewat Wekas terus, kami pun mencoba jalur lain, dan jalur yang akan kami coba kali ini adalah Cunthel. Jalur yang sudah lama di buka untuk pendakian Merbabu.
Kami putuskan tanggal 9 - 10 Desember sebagai waktu pendakian kami, dan kebetulan Dito dkk juga akan mendaki Merbabu lewat Wekas.

Basecamp Cunthel (1600 mdpl)
Pukul 3 sore kami berangkat dari SMADA menggunakan sepeda motor. Sampai di daerah Kopeng kami sempat bolak balik karena gerbang desa Kopeng nggak ketemu2. Setelah bertanya pada penduduk sekitar, akhirnya ketemu juga basecamp Cunthel. Pukul 16.30 kami sampai di basecamp. Kami bertemu Mas Ando dan Pak Tono selaku penjaga basecamp. Kami sempat ngobrol2 tentang apa saja yang akan kami temui di perjalanan kami nanti. Setelah melakukan registrasi dan mengisi perut dengan nasi bungkus yang sengaja kubeli tadi siang (belum makan siang) pukul 17.00 kami berangkat.

Pos Bayangan 1 (dalan tengah 1858 mdpl)
Sepanjang perjalanan antara pos 1 dan basecamp kami melewati rumah penduduk dan perkebunan sayuran milik penduduk. Jalannya berbatu dan tertata rapi (seperti lawu saja). Lumayan nanjak untuk pemanasan, pukul 17.30 kami sampai di Pos banyangan 1. Di sini kami bertemu dengan 2 pendaki yang kira2 seumuran denganku. Maghrib telah menjelang, kami lalu mendirikan sholat maghrib di sini. Pukul 18.20 kami melanjutkan perjalanan.

Pos Bayangan 2 (gumuk 2063 mdpl)
Gelapnya malam sudah datang menyelimuti hutan pinus merbabu ketika kami melanjutkan perjalan dari pos bayangan 1. Jalan yang kami lewati kali ini cukup landai dengan lebar jalan yang cukup untuk jalan berdampingan. Kali ini wisbek berada didepan. Aku dibelakang saja karena senterku baterenya akan habis. Di perjalanan kami sempat melewati Pos Bak Penampungan Air, tak lama kami berhenti di sini. Hanya melepas dahaga dan mengisi ulang senterku. 18.30 sampailah kami di pos bayangan 2. Karena jarak antara bak penampungan dengan pos bayangan 2 cukup dekat, jadi kami hanya istirahat kira2 10 menit di sini.

Pos 1 (watu putut 2145 mdpl)
Perjalan kami lanjtukan dari pos bayangan 2 menuju pos 1. Jalan yang cukup melahkan dan pohon pinus di kanan dan kiri menemani kami, tak lupa si rembulan dewasa ikut menyinari kami dari sela sela daun pephonan. Pukul 19.00 kami sampai di Pos 1. Si Wisbek lalu membuka peta yang sengaja kami bawa untuk bermain resection dan intersection. Tembak situ tembak sini, si wisbek memainkan kompas bidiknya, aku yang membaca peta. Setelah hanya mengira-ira ketemu juga posisi pos 1 di peta (walaupun akhirnya kami tau bahwa ternyata meleset jauh). Tak sulit untuk melihat kenampakan alam sekitar kami, karena malam ini adalah bulan purnama dan cuaca sangat cerah. 19.30 kami melanjutkan perjalanan.

Pos 2 (Kedokan 2300 mdpl)
Batas batas vegatasi mulai terlihat disini. Sepanjang perjalanan antara pos 1 dan pos 2, disekitar kami pohon2 mulai berubah dari pinus ke semak belukar dan pohon yang cukup pendek. Pukul 21.00 kami sampai di Pos 2. Setelah istirahat 10 menit kami melanjutkan perjalanan.

Pos 3 (Kergo pasar 2458 mdpl)
Meninggalkan pos 2 bersamaan juga kami meninggalkan hutan lebat gunung Merbabu. Semak belukar dan padang rumput terbuka kami lewati. Jalan yang cukup menanjak membuat kakiku terserang kram. Karena daerah yang terbuka, maka dinginya angin malam mulai terasa menusuk kulit, menembus kaos tipisku. Kali ini aku berjalan di depan. Benar kata pak Tono, sepanjang perjalanan sebelum pos 3, kami disuguh pemandangan lampu kota Salatiga, Magelang, dan Semarang. Setelah melewati hutan semak belukar sampailah kami di Pos 3, sebuah padang savana terbuka yang cukup luas. Pos 4 pemancar sudah terlihat dari sini. Di sini kami bertemu dengan 2 pendaki dari kendal yang turun dari perjalan ke pos 4 karena kelelahan dan memutuskan ngecamp di sini.

Camp ethel pinggir dalan. (???? mdpl)
Target kita adalah tidur di pemancar. Tapi karena jalan antara pos 3 dan pos 4 yang ngetrek abis dan najaknya, membuat kakiku kram, sampai-sampai susah untuk kugerakan. Kami pun mulai memasuki semak2 kembali. Di sini kami beristirahat di pinggir jalan untuk menyembuhkan kakiku. Katanya sih 10 menit istirahatnya, tapi si Wisbek malah ingin membangun camp di sini. Oke lah kita bangun camp di sini karena memang malam yang sudah larut dan badan yang sudah lemas, lahan yang kami tempati cukup untuk satu tenda kecil yang kami bawa (thanks buat bu Ratna), tema pendakian kali ini Ethel dan Santai, jadi target tak tercapai tak masalah, yang penting badan sehat hati senang. Setelah tenda sudah berdiri kami pun masak didalamnya (hahahaha, la tempatnya hanya untuk tenda, jadi masaknya di dalam tenda). Angin malam dan dingin berhembus kesana kemari, membuat suasana malam itu jadi ramai oleh gemeretak dahan pohon.
---Sleep tight.

Pos 4 (pemancar 2883 mdpl)
Pukul 06.00 10 Desember 2011, kami terbangun dari tidur dingin kami. Packing dan membongkar tenda adalah agenda kami. Setelah siap kami pun melanjutkan perjalanan. Benar juga trek setelah camp kami sangat nanjak dan tak cocok buat kakiku semalam. Pemandangan indah menghibur kami, Sumbing, Sindoro, Perahu, Rawa Pening semua terlihat, pos 2 wekas pun juga terlihat. Di Pos 2 wekas terlihat tenda coleman flysheet demo***t merah punya Dito dkk. Inilah yang membedakan Cunthel dengan Wekas, yaitu pos terakhir berada di ketinggian yang 2800 lebih, dan pemandangan alam terbuka yang membuat terkagum kagum. Pukul 08.00 sampailah kami di Pos 4, angin sumilir, sumribit, dan sukenceng menyambut kami. Dinginya euyyy !!. Lapar mulai menyerang, karena kami memang belum sarapan. Kusiapkan nasting dan kompor untuk membuat sarapan. Ealah , si Wisbek malah ngilang untuk main navrat lagi dan mencari sumber air di sekitar kawah, yang katanya tidak banyak orang yang tau. Membuat mi, menanak nasi, dan menyeduh susu jadi tugasku. Pukul 9.30 wisbek balik ke pemancar dengan membawa tas kresek berisi air bersih yang dia dapat dari sumber air, berhasil juga dia menemukanya. Setelah makan dan bermain peta (menemukan lokasi pos 2 wekas), pukul 10.30 kami turun.

The Tourist
Diperjalan turun, kami hanya beristirahat pada setiap pos yang ada. Pelan-pelan tapi pasti tak terasa kami sudah sampai di Pos Penampungan Air. Di sini kami bertemu orang Jerman, dia sendirian. Kami ngobrol dengannya cukup lama. Dia bercerita tentang kisahnya mengelilingi dunia. Namanya Micha, umur 26 tahun, seorang laki-laki yang sudah 6 tahun meninggalkan negaranya untuk melihat dunia. Dia sudah singgah di 13 negara termasuk Nepal, Himalaya. Hal menarik dari ceritanya adalah ketika di Nepal dia tinggal di dalam gua selama 1 bulan dari total waktunya yaitu 5 bulan. Selama 6 tahun dia tidak pernah menginap di hotel atau losmen, dia hanya tidur di dalam tenda. Setelah kira-kira 30 menit kami ngobrol, Micha melanjutkan perjalannya, dan kami pun lanjut turun ke basecamp.

Pukul 15.30 kami sampai di Basecamp. Peta yang kami bawa dalam perjalanan kami buka kembali untuk mengecek plotingan kami selama perjalanan. Kami pun belajar menggunakan koordinat GPS, geografis dan UTM. Ternyata mas Ando si penjaga besecamp minta diajari membaca peta. Lumayan sebagai imbalan kami dapan potongan peta topografi bukit bukit sekitar Merbabu. Setelah dirasa cukup, kami pamitan dan pulang ke Jogja.