Rabu, 28 Agustus 2013

Ngesotin Lawu via Candi Cetho

Catper kali ini saya akan bercerita tentang pendakian Lawu via Candi Cetho. Para ngesoter kita adalah Alex, Wisbek, Risqa, Ojek, Cempe, Donat, dan saya sendiri.

12 Agustus 2013
   Sesuai kesepakatan waktu TM kemarin, kita kumpul di rumah Alex pukul 08.00. Tapi kita berada di zona Waktu Indonesia Bagian Molor, kita baru ngumpul full-team jam 11.00. Pukul 11.30 kita baru berangkat, menaiki sepeda motor menuju basecamp Candi Cetho. Di perjalanan kita sempat mampir mampir dulu untuk mencari parafin dan ransum. Teriknya matahari, dan ramainya jalan karena masih musim Lebaran membuat kami mudah capek dan banyak istirahat. Sampai di Solo kami belum juga mendapat parafin, akhirnya saya dan Wisbek berinisiatif untuk menggunakan spiritus sebagai penggantinya. Di Karanganyar saya dan Wisbek sempat ketinggalan jauh. Kami berdua malah lewat Bekonang, padahal yang lain melewati jalur tengah /kota. Untung saja kami bisa berkumpul lagi di Jl. Solo-Karanganyar. 
   Pukul 14.00 kami sempatkan untuk mampir di sebuah warung makan. Kebetulan sudah habis habisan, ya sudah kita pesen seadanya saja. Nasi telor + teh anget, lumayan buat ngisi perut sebelum ndaki. Kami juga membeli ransum untuk pendakian di toko kelontong dekat warteg tersebut. Pukul 17.00 kami sampai di Objek Wisata Candi Cetho. Sepeda motor kami lalu dititipkan di tempat penitipan motor (anggap saja basecamp) di sekitar objek wisata. Di sini tidak ada basecamp resminya, kami juga tidak melakukan registrasi karena loketnya sudah tutup.
   Selepas Maghrib kami mulai mendaki. Gerbang candi yg sudah ditutup membuat kami harus berputar melalui jalan di sebelah candi. Di sebuah pos ronda kami melakukan pemanasan sekalian menyiapkan senter. Setelah pemanasan 15 menit, kami melanjutkan perjalanan menuju pos 1. Medan yang kami lalui belum terlalu berat. Jalannya belum begitu menanjak, tapi kalau untuk awalan lumayan menguras nafas. Jalan lumayan terlihat, hanya saja semak belukarnya lebat. Cuaca kali ini juga cerah. Saya berada di posisi paling belakang tepat di belakang Risqa. Di depan ada Wisbek dan Alex sebagai leader, mereka sebelumnya sudah pernah melewati jalur ini. Beberapa kali kami berhenti untuk mengatur nafas. Baru awal saja beberapa dari kami sudah ngosngosan.
   Kira kira pukul 19.00 kami sampai di Pos 1. Kami istirahat 15 menit di sini. Minum secukupnya dan lumayan cukup untuk sebatang rokok. Pukul 19.20 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Jalannya masih sama, menanjak dan bersemak lebat. Vegetasi masih didominasi oleh pohon pohon besar. Kira kira pukul 20.30 kami sampai di pos 2. Rest dulu, minum, ngemil, dan sebatang lagi. Rata rata jarak antar post dari basecamp menuju post 4 adalah 1 jam. Tapi karena kami mau nyantai dan kondisi fisik yang tidak terlalu bugar, rata rata waktu tempuh kami adalah 1,5 jam. Pukul 20.45 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 3.
Berdebu dan terbakar
   Di sepanjang jalan menuju pos 3, vegetasi mulai berubah. Yang tadinya pohon besar berkanopi berubah menjadi cemara. Kira kira 30 menit setelah pos 2, jalan di sekitar kami berubah menjadi sangat berdebu, semak semaknya juga mulai menipis. Di depan kami muncul asap putih tipis yang lumayan menyesakkan. Ternyata telah terjadi kebakaran. Belakangan diketahui bahwa pohon pohon di sekitar jalur memang sengaja dibakar oleh pencari arang. Terlihat dari banyaknya karung karung di sekitar jalan yg berisi arang. Setelah melewati lokasi kebakaran selang 30 menit kami sudah sampai di Pos 3.
Akhirnya makan juga
   Waktu sudah menunjukan pukul 21.30, akibat kondisi kami yang sudah kelelahan dan jarak antara pos 3-4 yg lumayan jauh, maka diputuskan untuk mendirikan camp di sini. Setiap pos mulai pos 1 sampai pos 4 terdapat shelter yang kondisinya lumayan bagus. Shelter shelter tersebut beratap seng dan berdinding baliho/umbul umbul. Seperti biasa saya bertugas memasak. Alex, Wisbek, Donat, dan Cempe membangun dome. Sisanya membuat api unggun. Menu malam ini adalah makaroni rebus. Sial, masakan pertama saya gagal. Kompor spiritus yg panasnya tidak stabil membuat makaroninya jadi lodrok atau tidak matang sempurna. Padahal saya sudah menunggu sampai dini hari. Kami lalu makan roti dan minum energen untuk mengganjal perut kami. Setelah gagalnya masakan pertama, saya ganti kompor. Alex dan Donat kebetulan masih bangun, mereka menghangatkan diri di dekat api unggun. Kami bertiga lalu masak di atas api unggun. Biarlah sangit yang penting matang. Akhirnya pukul 04.00 masakan sudah jadi. Kami lalu membangunkan mereka yg tidur di dalam dome dan makan (sahur) bersama. Perut kenyang saatnya tidur.

Selamar Pagi !
13 Agustus 2013
   Mentari pagi mulai tampak sinarnya, kicauan burung terdengar sayup sayup melengkapi dinginya pagi ini. Dari luar dome terdengar gurauan gurauan. Ternyata saya bangun paling siang. Ketika dome sudah mau dibongkar, saya baru bangun. Rencana kami semalam adalah melanjutkan pendakian pukul 06.00, tapi karena kami bangunnya kesiangan, jadi lanjut pukul 07.00.


Beres beres
   Setelah semuanya beres kami mulai mendaki menuju pos 4. Angin dingin membuat ingus tak henti hentinya mengalir. Sampai hari ke 2 kami belum menemui pendaki lain. Jalur pendakian ini memang sepi. Kebanyakan para pendaki melewati jarur Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu. Sepanjang jalan menuju pos 4 vegetasi masih berupa semak semak dan pohon cemara yg sudah menghitam akibat kebakaran beberapa bulan lalu. Banyaknya pohon yg tumbang dan ranting ranting yang patah membuat jalur pendakian sulit dilewati. Semak semaknya juga lumayan tinggi, bahkan sampai setinggi kepala.
Terbakar

   Pukul 8.30 kami sampai di pos 4. Di sini kami istirahat sebentar, makan roti dan minum secukupnya untuk tambahan sarapan (sahur) tadi pagi. Kurang lebih setelah 20 menit kami melanjutkan perjalanan. Sepanjang jalan menuju pos 5 hanya berisi tanjakan yang cukup curam (kurang lebih sampai 60derajat). Saya dan Risqa berada di paling belakang, kami berdua sempat tertinggal jauh. Tapi tak apa lah, nyantai yg penting sampai. Saya memang sengaja berada di belakang bersama Risqa, karena dia bawa kamera. Lumayan buat jepret sana sini nyari view yang bagus. Pukul 09.00 kami sampai di Cemoro Kembar, kami sempat rest lama di sini.
Cemoro Kembar
   Kira kira pukul 10.30 kami sampai di pos 5. Pos 5 terletak di sebuah sabana luas. Jalur Candi Cetho memang terkenal dengan sabana luasnya. Hampir mirip dengan Rinjani, bahkan ada yg menganggap kalau Jalur Candi Cetho itu Rinjaninya Jawa. Cuaca kali ini sangat cerah, matahari sangat terik tapi anginya begitu dingin dan kering. Yang menyebalkan, di cuaca yg panas seperti ini ingus saya belum juga kering (indikasi kurang tidur dan kena flu).
  Setelah sabana yg luas, kami sampai juga di Pasar Setan. Vegetasi yang hanya berupa pohon kecil dan rerumputan membuat kami kesulitan mencari tempat berteduh. Panasnya matahari mulai membakar kulit, kami lalu melanjutkan perjalanan menuju warung Mbok Yem. 
Sabana

Jauuuh
Bunga Gunung

Setapak di tengah sabana
 
Menuju Puncak
   Alhamdulillah, pukul 12.30 kami sampai di warung Mbok Yem. Sebelumnya di Pasar Setan kami sempat muter muter, karena Saya, Wisbek, dan Alex lupa jalanya. Jalan setapak di Pasar Setan juga bercabang cabang. Jadi bagi yg belum hafal untuk perjalanan malam tidak disarankan. Saya, Wisbek, dan Alex berhenti di sini, kami tidak lanjut ke puncak (sudah pernah). Cempe, Ojek, Risqa, dan Donat melanjutkan perjalanan ke puncak. Saya lalu langsung pesen nasi pecel, kebetulan Mbok Yem tidak ada, yg jaga anaknya. Karena sibuk, saya disuruh beliau untuk ngambil sendiri (lumayan, prasmanan harga sama). Setelah saya makan, Wisbek dan Alex kemudian nyusul makan juga, tapi bedanya mereka nggak mode prasmanan. Setelah kami kenyang, kami tidur siang.
Sedikit lagi

3265 mdpl
   Siang ini begitu sepi, di Warung Mbok Yem hanya ada 4 rombongan. Memang kalau siang hari di sini sepi tapi kalau malam bisa penuh sampai luar. Pukul 14.00 rombongan dari puncak tiba di warung Mbok Yem. Mereka lalu makan siang dan istirahat. Kami cukup lama di sini, dari rencana pukul 14.00 turun, jadi molor pukul 15.30 kami baru turun. Biasanya kalau pendakian melalui Candi Cetho turunya lewat Cemoro Sewu yg lebih cepat. Tapi karena sepeda motor kami ada di Candi Cetho, kami harus balik lagi turun lewat jalur yg sama.
  
Sunset di Cemoro Kembar
   Indahnya sunset di atas sabana luas menemani perjalanan turun kami. Sampai cemoro kembar matahari sudah tak tampak. Kami berhenti dulu untuk sholat Maghrib. Setelah semuanya siap, kami melanjutkan perjalanan. Perjalanan turun sama beratnya dengan naik. Jalan yang menurun tajam dan minimnya penerangan membuat kami harus ekstra hati hati. Rencana kami kalau sampai jam 20.00 belum sampai basecamp, kami harus nge-camp lagi.
   Pukul 19.50 kami sampai di pos 3. Kami langsung mendirikan dome dan membuat api unggun. Setelah itu kami langsung tidur.


14 Agustus 2013
   Dinginya udara pagi membangunkan saya dari mimpi indah. Di shelter sebelah terlihat Alex dan Wisbek membuat sarapan. Sarapan pagi ini adalah bubur bayi Sun + Susu. Meskipun bubur bayi tapi mengenyangkan. Kami sengaja tidak membuat mie instan karena kami harus menghemat air. Air yg kami bawa untuk perjalanan turun tinggal 3 liter. Pukul 07.30 kami turun menuju basecamp.
   Perjalanan turun dari pos 3 menuju basecamp hanya memakan waktu 2 jam. Alhamdulillah kami semua sehat selamat sampai basecamp. Selepas Dzuhur kami pulang ke Jogja.
-END-
Full Team
  

Senin, 29 April 2013

Merbabu Oyoyoyoy

UN telah terlewati, saatnya mendaki.
Saya masih bingung mau bikin pendakian, kapan dan dimana. Akhirnya saya diberi saran oleh Alex, mending ndaki Merbabu tanggal 27 April 2013. Oke deh, saya terima sarannya. Lalu saya kowar-kowarkan ke teman-teman dan mereka setuju. Tanggal 25, masih belum ada kejelasan, siapa saja yang mau ikut. Teman saya, Cecep kemudian mengadakan briefing untuk mengetahui siapa saja yang ikut. Akhirnya 11 orang fix jadi peserta. 10 orang anak SMADA + 1 orang anak PatBhe.
Saya, Alex, Kambas, Juven, Cecep, Siber, Klembik, Kokoh, Aden, Yana, Ojek.

Cusss..
Sabtu 27 April 2013, kita berangkat dari warung Mbak War pukul 12.30 siang. Saya berboncengan dengan kambas. Panasnya bukan main saat itu. Sempat terjadi insiden kecelakaan saat kami mencapai Muntilan. Sebuah mobil bak terbuka menabrak sepeda motor yang menyebrang. Rombongan kami tepat di belakangnya. Juven yang berada tepat dibelakang mobil menyerempet bagian bak, untung di baik baik saja. Pukul 14.30 kami sampai di basecamp Merbabu jalur Wekas

Nanjak..
Pukul 15.30 kami berangkat dari basecamp menuju pos 2 Merbabu. Pemanasan dipimpin oleh sang atlet, Aden. Perjalanan dari basecamp sampai kuburan adalah yang terberat. Jalan yang berupa konblok menanjak
tajam membuat kaki lempoh dan nafas ngosngosan. Sampai kuburan kami rest dulu, mengatur nafas, dan minum secukupnya. Dari sini rombongan kami terpecah menjadi 3, "racing", "tengah", dan "pecandu". Kebetulan saya masuk ke rombongan "racing" yang terdiri dari aden, kokoh, dan klembik. Karena bawa dome kita harus cepat sampai pos 2 yang katanya sudah ramai oleh pendaki lain. Karena kurang olahraga, saya jadi yang paling belakang di rombongan racing. Aden dengan keril 100ltnya berada didepan. Kami rest 1 menit setiap ada leteran. Pukul 17.30 kami sampai di pos 2. Kami lalu menyiapkan dome sambil menunggu 2 rombongan lain yg dibelakang. 2 rombongan lain akhirnya tiba pukul 19.00.

Spageti bar bar..
Setelah semuanya terkumpul, dome akhirnya selesai. Saatnya masak. Bos cecep beraksi dengan mengeluarkan spagetinya. Katanya sih dia sudah menyiapkan resep kreasinya. Nggak tanggung-tanggung, satu wajan full. Spageti dipadu dengan ikan tuna + bawang bombay. Kami pun makan bersama-sama. Kenyang sudah ini perut saatnya tidur.

Api unggun..
Waktu masih menunjukan pukul 21.00, disamping camp kami ada camp dari rombongan magelang menyalakan api unggun yang lumayan besar. Yup, ada gula ada semut. Saya langsung menuju mereka. Modal "low profile" saya minta api mereka untuk dijadikan api unggun kami. Api sudah dapat, tapi karena faktor kayu kami yg basah, jadi gagal deh bikin api unggun, malah tangan teman saya yg terbakar, gara-gara terkena spiritus. Terjadi insiden di sini. Karena kurang hati-hati, salah satu pendaki dari rombongan magelang menendang golok. Jempol kakinya terluka. Di sini klembik numpang bakar ubi nya. Wah lumayan ubi bakar ditemani GG, tambah kenyang ini perut.

Dome cacat..
11 orang masuk dome kapasitas 6 orang. It's Imposible. Akhirnya siapa cepat dia dapat. Saya, alex, klembik, yana, aden tidak kebagian. Saya dan alex tidur di teras dome, Aden tidur diluar dengan sleeping bag, Yana dan Klembik tidur didekat api unggun milik rombongan dari Magelang.

Summit attack..
Minggu 28 April 2013 Pukul 03.00 kami lanjut nanjak ke puncak. 2 orang, yaitu kambas dan cecep, tinggal di dome. Di jalan 3 orang, saya, aden, dan siber terkena masuk angin. Aden kemudian minum minyak pepermintnya Ojek, dan langsung sembuh. "Wah manjur juga nih obat". Saya langsung bikin susu untuk nambah energi. Tinggal siber nih, yup siber akhirnya ndugap. Kami rest lumayan lama di sini. Setelah sehat semua kami pun lanjut. Sampai watu tulis rombongan terbagi menjadi 2. Rombongan racing dan santai. Saya mending ikut yang santai. Foto sana foto sini, yap itu asiknya ikut rombongan santai. Kami menikmati sunrise di tanjakan setelah jembatan setan. Alhamdulillah, cuaca cerah, jadi sunrisenya terlihat jelas.

Kenteng songo..
Pukul 07.00 kami sampai di puncak, setelah nyasak2 jalur untuk mencari jalan cepat. 4 orang dari rombongan racing Aden, Kokoh, Klembik, Juven sudah sampai lebih dulu. Kami lalu ambil foto dan makan roti untuk sarapan. Di sini kami melakukan kesalahan, yaitu menghabiskan air. Jadinya kami harus turun tanpa air minum.

Hot in Merbabu..
Kami turun dari puncak pukul 08.00. Di jalan kami sempat bertemu pendaki - pendaki cewek dari berbagai rombongan. Yap, mereka cantik-cantik gan. Dari salah satu rombongan ada pendaki cewek yang menggunakan hotpants, cakep lagi. Wew, ini langka brooo. Perjalanan turun kami jadi menyenangkan meskipun tanpa air.

Pukul 11.00 kami sampai di Pos 2. Nasi goreng keju abon buatan cecep sudah terhidang. Setelah makan siang, menikmati air bidadarinya si aden, pukul 13.00 kami turun. Tak lupa kami membawa air bidadari.

(banyu kelek vs air bidadari)
Di pos 2 terdapat 2 sumber air. Kedua sumber air itu berasal dari pipa bocor. Yang berada di atas airnya kuning, bau, dan tidak enak. Nama airnya adalah Banyu Kelek. Yang kedua berada di bawahnya, yaitu Air Bidadari, airnya bening, enak, dan segar.

Pukul 15.00 kami sampai di basecamp. Kebetulan basecamp sudah dipenuhi rombongan dari SMAN3 Surakarta. Kami jadinya istirahat di luar. Kebetulannya lagi rombongan SMAN3 surakarta ceweknya cakep-cakep. Langka lagi ini.

Nasi telor 3000..
Saya mencoba masuk basecamp menemui ibu basecamp untuk pesan makanan. Kebetulan rombongan dari Surakarta konsumsinya turah turah. Dengan modal "low profile" saya mencoba nembung bu basecamp untuk memanfaatkan sisa konsumsi. Alhamdulillah, bu basecamp setuju, kami pun makan kenyang hanya bayar 3000 untuk telor ceploknya.

Cemara..
Pukul 17.00 kami pulang. Sempat terjadi insiden waktu kami sampai di hutan cemara, Yana terjatuh dan salah satu tuas remnya patah. Untung dianya tidak apa apa.

Pukul 19.00 kami sampai di Jogja setelah melalu perjalanan liar di Jl.Magelang.

Sekian catper dari saya, kurang lebihnya mohon maaf.
NB: Foto nyusul yak